Obyek wisata Tamansari, Kota Yogyakarta mebcoba legawa atas munculnya kebijakan Pengetatan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pemerintah pusat yang rencananya akan dimulai 11 hingga 25 Januari 2021 di Jawa-Bali.
Pengelola wisata Tamansari, Suharwanto mengatakan selama ini kunjungan wisata ke Tamansari bergantung pada kebijakan masing-masing daerah.
Adanya PPKM dari pemerintah pusat kali ini jelas berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk berwisata ke Tamansari.
“Ya kami hanya menerima aturan yang diberlakukan saja. Kami kan tegantung penerapan pengetatan di masing-masing daerah. Kalau mereka membuka masyarakatnya untuk pergi ya kami kedatangan tamu wisata,” katanya kepada Tribunjogja.com, Minggu (10/1/2021).
Ia menjelaskan, banyaknya kebijakan yang serba mendadak baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah DIY membuat kunjungan wisatawan di tamansari menurun drastis.
Saat libur Natal dan Tahun Baru 2020 kemarin saja misalnya, Wanto sapaan akrabnya ini mengatakan per hari wisatawan yang masuk hanya 700 hingga 1.000 orang.
Jumlah tersebut jauh berbeda ketika di masa normal sebelum pandemi yang waktu libur Natal dan Tahun Baru 2019 lalu mencapai 4.000 hingga 6.000 wisatawan setiap hari.
“Ya jauh beda. Dan kami enggan membuat terobosan lagi, karena aturannya pasti nanti berubah lagi,” tegasnya.
Adanya kondisi tersebut membuat dirinya tak berharap banyak terhadap kebijakan pemerintah.
Ia juga menyampaikan selama pandemi COVID-19 kali ini kenaikan kunjungan wisatawan di Tamansari hanya berkisar 15 persen saja.
Untuk memecah kerumunan, pengelola membuat sistem grup bagi pengunjung untuk memasuki kawasan Taman Sari. Sistem ini juga agar pengunjung tidak berkeliaran ke sembarang tempat, lantaran Taman Sari merupakan wilayah perkampungan. Pembentukan grup bagi wisatawan baru ada sejak pandemi, khususnya pada akhir pekan dan libur panjang.
https://jogja.tribunnews.com/2021/01/10/selama-pandemi-kunjungan-tamansari-yogyakarta-hanya-naik-15-persen?page=2